Rabu, 20 April 2011

Senandung Jingga


syairku berlari
iramaku membelot
nadaku sumbang
melodiku hambar
falset mendekap pita suaraku
nyaris menguras emosi

dalam kehampaan ini aku ingin bernyanyi
bersenandung lirik cinta tentang kehadiranmu
kumulai nyanyianku dengan mata terpejam
tapi sumbang kudengar di telinga sendiri
nyaris putus asa

seperti kaleng rusak dipukul kayu rapuh, buruk
seperti ember peyot dilempar kencang dalam selokan sampah, busuk
Tuhan, aku ingin bernyanyi
Malaikat, bantulah aku menyempurnakan melodiku kembali
Senandung Jingga, yang selalu kunyanyikan kala jatuh cinta

"syala lalala ... nanana, hm hm hm, syalala lala ..."

teringat bayanganmu seketika,
Seolah malaikat berbisik tajam di telingan sampai ke sanubari,
"mulailah dengan mata terpejam, sambil tersenyum....rasakan perlahan"
aku terdiam, sampai kusadari malaikat itu pergi

kumulai lagi lirik cinta yang kuiramakan
kutarik nafas perlahan, ikuti perintah sang malaikat
............ aku merasakannya
............ pelan
............ sampai masuk ke dalam ilusi terbawahku
ada wajahmu, tersenyum dan mengerling tepat di hadapanku
pada mata terpejam aku bisa merasakan kehadiranmu

dan kumulai kembali senandung jinggaku
lembut dan indah bergejolak teratur
seperti kembali seimbang lirik, nada, dan iramaku
dan gurat senyum menghampiri bibirku
ada cinta ...
ada kamu ...
ada lagu ...

kudapatkan kembali senandung ciptaanku
terkilas akan senyum dan lirikanmu di balik pesona kejantanan
aku kembali bisa bernyanyi
persetan dengan sepi atau riuh sekalipun
aku hanya ingin mengkhayal tentang rupamu
menikmati suaramu yang mengoyak sampai ubun-ubunku
dan aku kembali bernyanyi dalam senandung jingga 

"syala lalala ... nanana, hm hm hm, syalala lala ..."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar