Rabu, 21 Maret 2012

Do something !!



Jakarta, Jumat, 17 Maret 2012. Palmerah, sekitar jam 16.30.

Tak sengaja frame itu kutangkap dengan indera lengkapku sendiri. Sebuah adegan dimana seorang anak kecil sedang membawa sebungkus kue kering seharga seribuan rupiah, tengah dididik oleh kakaknya sendiri untuk mengemis di dalam sebuah angkutan umum. Bahkan aku pun tidak yakin bahwa si adik sudah genap berusia 2 tahun. Si adik dipaksa menyebarkan amplop polos pada penumpang di angkutan yang padat sementara kakaknya mengamen asal-asalan di pintu mobil sambil membentak-bentak adiknya. Jelas, di depanku, di depan semua orang yang sedang duduk di dalam angkutan. Sontak aku memegangi si adik agak tidak tersungkur selama si angkutan umur terus saja bergerak maju, tetap pada akitivitasnya mengangkut dan menurunkan penumpang.

Kertas itu berhamburan di lantai. Lah, bagaimana tidak ketika yakin bahwa mengucap kata-kata saja si adik belum mampu, bahkan menggenggam dan berdiri baru saja lancar, dan sementara mobil terus begerak. Astaga!

Ingin sekali aku melayangkan kakiku sekuatnya agar si kakak terlempar ke luar angkutan. Tentu saja tidak bisa kulakukan. Aku lebih peduli kepada si adik yang menangis ketika si Kakak membentak dan mengancam akan menghajarnya seturun nanti. Dirampas dan dibuang pula kue kering di tangan si adik ke jalanan.

Sekencangnya si adik itu menangis, malah semakin mendekat pada kakaknya, mendekat pun di depanku. Tidak ada satu penumpang pun yang prihatin! Hanya menonton seolah-olah di hadapan mereka ada drama serial anak-anak bergaya sinetron. Astaga, ada apa dunia sekarang ini?

Aku memegangi kembali si adik supaya tidak terjatuh, sambil kuhapuskan airmatanya dan mengelus pipinya. Sedangkan si kakak langsung saja menariknya dengan kasar ketika supir Angkot berhenti sejenak di pertigaan pasar. Masih cuek dengan aktivitas naik-turun penumpang. Sementara saat jarak semakin menjauh, masih kudengar si kakak berteriak membentak mengancam, sedangkan si adik semakin menangis histeris.

Astaga, ada apa dengan dunia saat ini?
Tidak adakah aparat dan atribut pemerintah yang bisa melakukan sesuatu?
Tidak peka kah para anggota Partai Politik yang menggambar-gemborkan janji keadilan merata untuk masyarakat dan orang kecil?
Tidak tersentuhkah peristiwa seperti ini Lembaga Masyarakat?
Luputkah peristiwa seperti ini dari perhatian masyarakat kita sendiri?

Hanya tulisan ini yang bisa kubuat. Bukan untuk mencari perhatian, tapi untuk sekedar bertanya pada kalian. Tidak kah kalian tergerak untuk melakukan sesuatu, untuk menahan laju penambahan kejadian-kejadian seperti itu? Jadi apa Negara kita jika nyaris semua generasi penerus bertingkah laku seperti itu?

Do something!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar