Minggu, 12 Juni 2011

Aku terbunuh!



Mengerjakan apa yang aku cintai, sama halnya seperti berjalan menapak menuju pantai kebebasan
Aku bahagia melakukannya
Aku sungguh rela melakukannya dengan berbagai macam
gaya dan posisi
Aku tak pernah puas dalam belajar mencapai karya karyaku
Aku ingin serba bisa!
Dan iya, aku yakin dan tahu, aku bisa!

Aku masuk dalam berbagai kelompok, seperti menjelajah dunia dengan dahagaku pada rasa keingintahuanku
yang begitu menyamudera

Hingga aku memutuskan sejenak bercampur cukup lama, tak lazim seperti biasa yang kuaturkan, pada kelompok yang menjanjikan aku mendapatkan angin lebih banyak untuk sayapku yang kurasa semakin lebar dan kokoh

Sembari beristirahat sejenak pada petualanganku, aku duduk manis di antara mereka, masih terus belajar
dalam dunia milik mereka...

Lambat laun, kurasa mereka mengikatku pada satu arah yang membuatku tidak mampu membentangkan sayap kebebasanku
Tiba tiba kurasa tak bisa berkarya
sesuai dengan kapasitas kepemilikanku
Mereka mengendalikanku dengan segala peraturan
yang ada pada kelompoknya

Sampai di suatu hari aku mulai merasa terkekang, sesak nafasku, aliran dan debar jantungku melambat
Ada apa? Ini bukan aku...

Seperti telah terjadi pembunuhan karakter
Tidak diberikannya aku kebebasan dalam merobek batasan cakrawala versi logikaku, seperti yang biasa kulakukan
Tidak dibebaskannya aku mengungkapkan yang ingin sekali kubeberkan pada dunia luas, seperti yang sering kulakukan
Mereka ingkar janji...

Sampai aku pada titik jenuh,
bahkan kurasa sayapku patah sebelah
Sudah kuakali dengan berbagai situasi agar aku bertahan dan terpaksa berpura pura masih nyaman
Tetap saja aku gelisah dan tak kuasa, nyaris lepas kendali

Seperti burung elang terpenjara di kandang sempit
Yang seharusnya diterbangkan bebas, diberi kepercayaan akan kembali pulang untuk majikannya pada waktunya
Sama halnya seperti elang itu ...

Aku berusaha merentangkan sayapku di dalam kandang, yang memang terfasilitasi dengan baik... tapi apa guna jika sayapku tak bisa terkepak gagah dan terbang menyatu bersama angin, memacu adrenalinku di setiap tikungan langit jagat raya?
Tuhan, karakterku terbunuh!

Mereka tidak menyadari apa yang sudah mereka lakukan...dan aku pun hanya diam tanpa pemberontakan dalam masa peristirahatanku

Semakin hari, gejolak bangkitnya kembali tentang jiwaku, sayapku dan kekuatanku mulai tertata...
Aku siap menyalak dan memberontak pada kekakuan ini
Mulai terbisik, sudah saatnya keluar dari peristirahatan...
Sudah waktunya pindah pada kelompok yang lain yang bersedia mengajarkan aku hal baru yang selama ini menjadi mangsaku untuk semakin memperkuat kepak sayapku...

Aku mulai benci pada pembunuhan karakter ini
Mereka memaksaku menjadi budak kebutuhan mereka
Mereka melanggar janji yang pernah disepakati bersama
Aku ingin bingar dan berteriak bahwa aku benci peraturan yang jatuh kuasa di luar logikaku
Atau aku hanya bisa diam, menunggu sampai tiba saat dimana aku akan meninggalkan mereka tanpa setitik pesan pun?

Aku masih haus pada dahaga keingintahuanku, memuaskan naluri punjangga, bahkan mungkin sampai aku mati kenyang
Aku hanya ingin kembali menjadi seperti burung elang yang rindu akan ketinggian, luas tak terjangkau,
bersama kapasitas kekuatannya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar