Minggu, 12 Juni 2011

Sepasang Manusia Dungu


Seringkali ego kita berpacu bersamaan

dalam ketidak dewasaan di waktu yang kurang tepat
Dulu aku tau kamu yang pernah mengalah...
Aku belajar,
Sekarang aku yang malah lebih sering mengalah...
Aku bersabar,
Apa apaan ini?
Sebenarnya tidak ada yang salah atau benar
Hanya saja mulai terjadi ketidak seimbangan antara kekuatanmu dengan kewarasanku...
Perasaan ini seperti racun yang membelenggu dan mengunci mati urat nadiku!
Pendapat berbeda mungkin sudah biasa terjadi,
Lantas ketika berbeda arah tujuan,
Bagaimana bisa dijalankan di saat yang bersamaan?
Ahhhhh, aku merasa pincang... cacat malah!
Bergerak atau diam, salah
Bicara atau bungkam, salah
Melihat atau terpejam, salah
Sama saja situasinya, serba salah...
Perasaan ini seperti virus yang membelenggu dan mengunci mati urat nadiku!
Mau benci kamu, susah!
Mau bertahan seperti ini, lelah!
Mau pergi begitu saja, malah semakin gelisah!
Payah...payah...payah!
Perasaan ini seperti hama yang membelenggu dan mengunci mati urat nadiku!
Patah arah, kehilangan petunjuk, mana jalan yang harus kutempuh demi penemuan jati diri baru
Perasaan ini pernah bergelora dan ingin dengan lantang berucap “Saya sayang sama kamu”,
Tapi mendadak lebih baik terkunci rapat, membisu, buta dan pincang, agar kamu tidak perlu tahu, apa yang sebenarnya kurasa terhadapmu!
Rinduku tak bisa terucap,
Sayangku tak kunjung sampai,
Airmata ini mewakili kekesalanku yang tidak pernah berhasil mengungkapannya,
Sering kali menjadi salah ucap, tingkah dan persepsi.
Selalu kembali pada situasi bertengkar, beradu urat kata, dan mempertahankan waras masing-masing
Perasaan ini seperti obat bius overdosis yang membelenggu dan mengunci mati urat nadiku!
Ahhhh!!!
Aku benci bila saja harus memulainya lebih dulu,
Kurasa kamu pun begitu!
Kupikir, kadang diam menyelamatkan situasi
Tak jarang pun logikaku menolak bahwa lebih baik menangis hari ini, jujur dan terbuka, sakit dan membara, daripada tidak bisa meluruskan jalan liku sama sekali...
Aku terlanjur membiarkan perasaanku terombang-ambing dungu bersama ketidak jelasan perasaanmu padaku,
Perasaan ini seperti racun kimia yang membelenggu dan mengunci mati urat nadiku!
Kita ini, teman atau bukan... sepertinya bukan!
kita ini, sahabat atau bukan... bukan!
kita ini, kekasih atau bukan... juga bukan!
Lalu apa? Kita saja malah terdiam, sama sama tak punya jawaban kebenarannya...
Atau kita adalah sepasang manusia yang mencoba menolak diri untuk saling jatuh cinta?
Atau bisa saja, kita ini sepasang remaja tolol yang tidak tau bagaimana harus memulai dan mengakhiri gejolak muda ini?
Tanya pada Tuhan, Malaikat dan Setan pun tidak akan ada jawabannya!
Pastinya harus dicari jawabannya dengan cara kita sendiri...
Perasaan ini seperti musuh yang membelenggu dan mengunci mati urat nadiku!
Lalu bagaimana bila kita berdua sama-sama bodoh, sama sama menjunjung harga diri, sama sama tolol dan dungu, sama sama buta pada fakta ...
Ya ampun, siapa yang bisa menjelaskan ...
Apa yang harus kita lakukan?
Aku atau kamu yang lebih dulu memulai?
Perasaan ini seperti racun yang membelenggu dan mengunci mati urat nadiku ... atau kita berdua mati bersama saja?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar