Selasa, 04 Januari 2011

Dear Kekasih Gelap

Tampak tolol...bodoh...dungu bahkan idiot.
Atau apalah itu namanya.
Kemasanmu begitu memukau, menarik, bisa juga dikatakan menggairahkan. Tapi kenapa otakmu begitu kecil,
pikiranmu begitu pendek,
seleramu begitu menjijikan?
Kurasa kamu memang sudah benar-benar gila.
Ada ketidak-adilan dalam situasi ini, antara aku dan kamu.
Ketika kemunafikan menjadi sebuah energi dalam jiwa yang angkuh...
Aku tampak seperti mayat hidup.
Ketika semua orang menghujat menuntut kebenaran,
mencaci dengan ribuan celaan,
menuduh ketidak benaran,
maka demi keadilan, lebih baik aku diam...
Aku datang padamu dengan sejuta senyuman mengharap kemenangan,
Yang kudapat malah ujian kesesatan.
Kamu datang padaku bersama sejuta cinta, melalui setiap malam dengan kasih sayangku, dan kemudian kita terenyuh.
Tuanmu datang menjemputmu kembali,
Jelas kamu kembali padanya yang telah membayarmu dengan rentetan kenangannya di masa lalu bersamamu.
Tercampakkan aku dengan tangan bersihmu,
Membuka nalar dan logikaku yang sempat buta dan remuk
Kini aku tau, bahwa dunia ini penuh kemunafikan.
Kuandalkan catatan kaki dalam hati agar aku bisa tenang ...
Aku merasa sedang terpeleset namun belum sempat terjatuh.
Ingin kusegerakan mencari pegangan agar aku tidak tersungkur kesakitan,
dan bangkit berdiri tegak.
Dan aku pun kembali pada Tuanku . . .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar