Mungkinkah kamu tahu, sejak pertama kali
aku merasakan sesuatu yang aneh, adalah ketika kita dipisahkan di lantai kerja
yang berbeda, antara lantai 3 dan lantai 8? Di sana pertama kali aku merasakan
kecemasan saat jauh darimu. Bahkan aku sendiri tidak tahu jawabannya. Hanya
diam dan berusaha meredakan pikiran.
Mungkinkah kamu tahu, gombalan yang kulontar untuk
kamu adalah ungkapan kebingunganku pada perasaanku sendiri tentang kamu?
Pikirku, hanya dengan cara itu pikiranku sampai padamu dan berharap mengalihkan
rasa yang terjadi. Bahkan aku sendiri juga tidak tahu jawabannya. Hanya diam
dalam kebingunganku dan bersikeras melawan rasa.
Mungkinkah kamu tahu, ternyata aku sangat lemah
menyembunyikan sesak nafasku saat berada di dekatmu, merasa seperti kejatuhan
setitik pelangi saat melihatmu tersenyum, dan gelisah saat perempuan lain
menatapmu dengan makna? Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan aku sendiri
pun tidak tahu jawabannya. Karena kupikir dan juga pikiranmu, kita hanya
berteman, tidak lebih.
Mungkinkah kamu tahu, semakin hari aku merasa
semakin tersiksa menjelang tutup tahun, di tahun lalu? Bahkan aku sendiri tidak
tahu jawabannya. Maka aku hanya bisa menatapmu menghampiriku, melihat senyummu
di antara tawa bersama teman-teman yang lain, mendengarkan dengan baik tawa dan
perkataanmu di sela perbincangan canda tawa kita.
Mungkinkah kamu tahu, ada rasa cemburu yang begitu
hebat saat aku mendengar kamu membicarakan perempuan lain? Bahkan aku sendiri
tidak tahu jawabannya. Maka aku hanya bisa ikut tersenyum dan tertawa bersama
kalian di balik secuil goresan di ulu hatiku. Sakit dan ingin meronta? Iya.
Tapi aku selalu bisa tersenyum dan bersikeras bahwa 'tidak ada apa-apa di
antara kita'.
Mungkin selama ini pun, rasa yang ada padaku,
hanya sekedar mimpi seorang gadis dungu yang berusaha berbuat baik untuk semua
orang, termasuk melakukan hal yang tidak biasa bagi lelakinya, sementara luka
merongrong jantung dan otak kecil, dan aku masih menteaterkan semua itu dalam
senyum dan tawa riang.
Rentetan kisah dan cerita yang tercipta
disutradarai oleh malaikat dan didirektori oleh Tuhan, adalah naskah hidup yang
kadang kurasa bahwa 'kenapa aku selalu jadi peran protagonis?' Yang begitu
cengeng, labil, dan na'as.
Aku yang pernah terjatuh, merasai luka, dan
paranoid atas hela nafas beridentitas cinta, merasa 'jika bukan aku yang
memulai untuk bangkit, lalu siapa? Setan?'
Lihat dan dengarlah, bahwa yang pernah terjatuh,
luka, dan nyaris putus asa di genangan masa lalu, bukan hanya kamu. Bahkan,
tidak semua orang juga yang kamu temui di jalan punya masa lalu yang pahit. Itu
yang kemudian kunamakan HOSYT. Hati Orang Siapa Yang Tahu.
Dan yang pernah terluka, bukan cuma kamu ... Tapi
kita.
Dan yang pernah nyaris mati dalam rasa, bukan cuma
aku ... Tapi kita.
Lantas kita tidak mungkin mati bersama dalam
kebodohan yang luar biasa.
Seperti katamu, saat kamu terluka maka aku yang
mengobati dan saat aku terluka kamu yang akan mengobatiku. Kamu berangan
menemaniku ... Agar salah satu di antara kita yang kemudian akan menjaga siapa
yang tertatih.
Apa kamu masih mau bilang, "Hanya ingin
berbuat baik" ... ketika aku benar-benar membutuhkan sosok seperti kamu?
Apa kamu masih bersikeras bilang, "Don't
think too much, just make it simple" ... Ketika kamu dan aku merasa
terjebak di dalam dilema perasaan kita sendiri?
Apa kamu masih mengeraskan urat bicara,
"Jangan bahas tentang cinta karena aku sedang tidak mau membahas" ...
Ketika sebenarnya aku membutuhkan kejelasan tentang 'Kita'?
Apa kamu masih ingin berkata, "Siapa yang
akan menemani aku makan pisang bakar?" Atau "Aku yang akan mengobati
lukamu" dan "Aku yang akan membetulkan kembali kerusakan hatimu"
... Sebagai larangan bagi dirimu sendiri untuk merindukan aku?
Apa kamu masih saja mempertahankan pada semua
orang bahwa kita "Cuma berteman" sementara kamu sendiri tahu, aku
sayang padamu, dan aku merasa kamu berikan harapan yang indah?
Sampai kapan kamu akan terus begitu?
Apa mungkin ...
Setelah aku benar-benar pergi dan menghilang ...
"If you love something, let it go. If it
comes back, means it's yours. If it doesn't, it never really was in the first
place."