Jumat, 24 Oktober 2014

Birthday In Singapore - (Part 1)

Berawal dari keinginan sederhana.
“Aku pengen ulang tahun di negri orang.”

Terlintas di benakku, #Singapura adalah Negara yang tepat. Didorong keinginan yang kuat dalam harapku, mulailah aku berpikir ‘bagaimana cara melintas ke negri tetangga’ itu. Berhubung aku sudah membuat paspor sejak tahun 2012 hingga nyaris di penghujung tahun 2013, namun belum juga kugunakan. Sayang rupanya kalau hangus setelah 5 tahun, belum juga ada cap ‘bandara asing’ setitikpun.

Kumulai dari mencari maskapai dengan harga termurah. Tak bosannya setiap hari aku bolak-balik mencari harga tiket di internet, pada tanggal yang sudah aku tentukan. 
Setelah beberapa minggu berkutat dengan ragam website penerbangan, akhirnya aku mendapatkan jadwal yang sesuai dengan harapanku. Pas! Apalagi, bukan minggu padat kerja, jadi aku bisa ijin.
Here I Go !

Aku dapat penerbangan #AirAsia yang sedang Promo. Tiket PP 665 ribu, kuambil dan kutebus di cabang Sarinah Mall, Jakarta Pusat.
Tiket sudah di tangan. Lega? Belum.
Belum cukup sampai di situ. Aku masih harus mencari penginapan yang sesuai hitungan budget backpacker-ku. Kembali berkutat dengan internet, aku teliti hostel murah yang sesuai dengan jam penerbanganku.


Berhari-hari tak bosan membongkar jenis-jenis penginapan yang murah, yang agak mahal, yang dekat dengan MRT, yang dekat jalan besar dan masih banyak ragam lainnya. Sampai aku menemukan hostel yang lumayan bersih dan layak untuk aku tinggali selama 2 malam. (Agoda.com).

Shophouse hostel, yang letaknya di Arab Street. Dekat dengan masjid Sultan, dekat MRT (Mass Rapid Train) dan area bugis yang banyak menyediakan jajanan dan pusat belanja oleh-oleh. 
Not bad, right?


Semalamnya, USD 22.30. Untuk 2 malam, maka USD 44.60. 
Murah? Cukup laaah.
Dilihat dari gallery foto interior hostel dan sekitarnya, tampaknya hostel ini cukup recommended karena punya locker, bed yang bersih, toilet yang lumayan bersih, punya living room yang seru buat nonton tv dan baca buku bareng turis asing, juga open roof top yang dipakai buat breakfast. Bisa sambil menikmati pemandangan gedung-gedung tinggi di sekitar hostel.  Ah, semakin ingin!

Sayangnya, aku bermasalah dengan cara pembayaran #Agoda yang hanya menerima #CreditCard. Sementara aku tidak memiliki Credit Card. Maka, sambil berjalan, aku berusaha untuk membuat Credit Card. Berhari-hari lagi, di waktu senggang bekerja, aku membaca bagaimana cara membuat credit card.
Tak ingin membuang waktu, maka kusempatkan untuk menukar sebagian tabungan rupiahku menjadi dollar Singapore yang saat itu mencapai Rp 9.100,-. Saat di Vallas (tempat menukar mata uang asing, Gandaria City), aku sempat tertawa dalam hati. 
Kenapa?

Aku membawa uang satu juta rupiah, which is 20 lembar uang 50ribuan. Lumayan, segepok. Saat aku menukarnya menjadi dollar Singapore, si teller menawarkan agar aku menambah seribu rupiah agar genap menjadi  SGD 110. Setuju. Lalu, teller itu memberiku dua lembar uang. Yang satu senilai 100 dan satu lagi senilai 10. Itu yang membuatku tertawa dalam hati. Begitu menggelitik benakku.


“Indonesia. Memang kecil sekali mata uangnya. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendapatkan tabungan satu juta rupiah, untuk ditukaran uang Negara tetangga yang hanya DUA LEMBAR. Dari 20 lembar, menjadi dua lembar. Wahai #PresidenIndonesia kelak, siapapun Anda. Dapatkan mata uang Indonesia tercinta kita ini, sejajar dengan Negara tetangga? Situasi ini, agak mengenaskan. Tapi rupanya sudah dianggap biasa oleh banyak orang, dan tidak mau membuat perubahan dengan keluar dari kebiasaan.”

Oke, kembali ke masalah penginapan. Ini belum selesai. Karena rupanya pengajuanku ditolak Bank Mandiri. Entah kenapa, padahal aku belum pernah punya cacat, pinjaman, atau apapun bahkan gajiku juga memenuhi standar minimum mereka (seminimumnya  Bank Mandiri, tahu kaaan. Sedikit lebih tinggi dari Bank lain). Ditolak? Yasudahlah. Tidak sama sekali membuat aku menyerah. Percuma ‘anak kreatif’ kalo nggak punya alternatif lain.
Aku mencari informasi agen tiket dan hotel yang bersedia membantu membayarkan hostelku. Lokasinya di Surabaya.


Tadinya ragu, dan deg-degan karena setelah menceritakan masalahku, agen travel tersebut menyelesaikannya dengan mudah. Kurang dari 24 jam. 

Nggak tau ya, travel tersebut ambil untung banyak atau enggak, yang penting aku merasa tertolong. 


Total rupiah yang harus dibayarkan pun,
 masih masuk dalam budgetku. 
Rp 515,050,- Wow.


Alhamdulillah. 
Semua berjalan lancar tanpa hambatan. 
Terima kasih, Koh Along!


Nyicil yang nggak berasa. 
Desember, beli tiket pesawat. Januari, beli Dollar #Singapore. Maret, booking Hostel. 

Woohoo! 
Mei … I’m ready!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar