Minggu, 27 Maret 2011

Aku adalah Ganja-mu

Teringat kala itu, satu hari sebelum tanggal satu desember tahun lalu, tiba.
kau datang menyambut kehadiranku dengan senyum gagah lelaki rupawan
bermahkotakan kharisma diri, menebar aura kesejatian.
dan aku pun terpana ...

Satu desember adalah hari berulangnya usiamu yang bertambah,
di hari itu juga aku untuk terakhir kalinya bisa melihatmu tersenyum riang,
membiarkanmu melepaskan beban di pundakku,
dan aku bersedia bermimpi bersamamu ...
 
Gadis itu. Ya! Gadis kecil itu memaksamu untuk berpaling dariku,
menangis dan meratap untuk meraih kasih dan pelukmu, tragis!

situasi koordinatnya menggerakkanmu untuk membuang pandangan dan pikiranmu dariku,
gadis itu, memang lebih dulu memilikimu, dia yang mencuri rasa empatimu,
aku pun begitu .... kasihan sekali dia.
di balik kegalauannya, kerapuhannya, dan kepolosannya, ada keputusasaan.

hei semua orang, lihatlah gadis itu!
dia tampak perkasa! bertahta! bahkan berkuasa!
tapi dia miskin akan kasih sayang yang sebenar-benarnya.

Maka hanya kau yang bisa menjadi perisai pelindung baginya.

Aku mengalah, menarik kembali perasaan cinta yang tumbuh di antara kita, demi dia.
Kau yang pernah berjanji, dan aku tidak menelan utuh mulut manismu.
Kau yang sesungguhnya mencintaiku, dan aku hanya menganggapnya angin lalu.

Aku sungguh tau, kesejatian lelaki yang ada padamu, meyakinkan aku.
Selama kau masih bersamanya, aku tidak akan mencarimu, demi menghentikan airmata gadis itu.
Aku sungguh tau, kau mengukir namaku di hatimu, sampai batas waktu yang tidak bisa kau perkirakan.
Kau merindukan aku, di sini ku bisa merasakan nafasmu memanggil namaku.
Kau ingin mengenyahkanku dari hidupmu, dan aku tau kau telah berusaha keras, sayang selalu gagal.
Kau menampik segala keteraturan bersamaku kala kita dulu, dan aku paham bahwa kau selalu takut.

Hanya aku yang bisa menemani malammu,
berbagi kisah kasih dan canda sebagai dongeng tidurmu.
Hanya aku yang bisa membuatmu tertawa nyata,
mengajakmu melepas beban di pundakmu kala berevolusi.
Hanya suara dan senyumku yang bisa menenangkanmu,
menjagamu dari ketersiksaan ilusi, ketakutan skeptis, dan keterasingan khalayak.
Hanya bersamaku kau bisa.

Aku adalah ganja dalam aliran darahmu, dan kau berusaha merehabilitasi tentang efekku,
Yang sesungguhnya sangat membuatmu bergantung bahagia padaku.

ya Sayang ...

Memang kau bisa membuangku, bahkan melenyapkanku.
Tapi kau tidak benar-benar bisa melupakan aku, dan tentangku.
Aku mengenalmu.

Pergilah, hentikan tangis dan rengek bocah itu, tumpahkan semua sisa kasih sayangmu padanya.
aku di sini tidak menantimu kembali, tapi aku tau kau akan kembali bersamaku.
dan pada hari itu, aku akan tersenyum, bukan karena kemenangan atau hal lain.
Tapi aku tau, bahwa benar kau yang menyayangi aku dengan hatimu, bukan empatimu.



Sabtu, 26 Maret 2011

Pelangi Jiwa

Tertawa kurasa bimbang
Menangis terasa kering
Berkaca seperti asing
dan bahkan,
Bicara seolah bising.

Aku ingin sendiri,
Aku ingin duduk di hamparan pasir pantai putih yang lembut,
Dan kemudian bernyanyiku bersama hembusan nafas pantai,
Bosan aku dengan kemunafikan dunia.
Terlalu banyak janji manis,
Sampai basi datang karena tak kunjung nyata.

Aku ingin sepi,
Aku mau semua orang duduk diam di belakangku,
Menjaga dan memperhatikan aku sampai tiba waktuku lelah dan tersandar.
Ketenangan ini kutunggu dan kuresapi,
Menanti harap cemas sampai kau datang dan membawaku pulang,
Kembali pada singgasana sederhana yang kau cipta hanya untukku.

Seperti Pelangi Jiwa kurasa,
Merah ku marah,
Jingga ku dahaga cinta,
Kuning ku riang,
Hijau ku damai,
Biru ku bijaksana,
Nila ku galau,
Ungu ku sepi,
Dalam Pelangi Jiwa aku bernyanyi,
Bersenandung riang dan galau menyelipkan namamu di dalam bait, sesekali

Bersamaku kamu bisa,
Tanpaku kamu memang bisa, tapi aku tidak begitu yakin bahwa benar-benar bisa.
Doa dan cinta tulusku adalah nafas untuk arahmu,
Meski kau sangkal beribu kali, aku tetaplah doa dan cinta dalam nadirmu.
Meratap dan menangislah,
Maka setelah itu aku akan datang di atas pelangi cinta,  menemani jiwamu.