Hidup
ini aneh ya…
Entah
apa yang terjadi sama aku, tepat setahun yang lalu.
Aku
bingung bagaimana cara menjabarkan semua yang kujalani selama lebih dari 300
hari ini.
Aku
masih ingat, di bulan November 2010, waktu aku kenal kamu…kamu minta nomer
telpon. Dan disitu jadi awal hubungan kita. Aku senaaaang sekali. Aku bahkan
bahagia. Hari-hari yang aku lalui, ngobrol sama kamu lewat telpon. Cuma jam
tidur yang memisahkan obrolan kita sejenak. Kamu tau nggak, kamu sudah mengisi
hari-hariku dengan canda tawa, semangat, dan nasehat. Walaupun mungkin bisa
aja, kamu berbohong!
Aku
tidak mengenalmu dengan jelas, aku tidak melihat kamu siapa, aku tidak tau apa
yang kamu lakukan disana. Tapi aku yakin, bahwa perasaan ini bukan kebohongan.
Ini perasaan yang terlalu nyata untuk aku sangkal. That is I love you.
Aku
berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang aku sayang. Aku tidak peduli
jarak, usia, atau apalah itu. Aku percaya bahwa cinta adalah anugerah yang
sangat indah dari Tuhan, kepada manusia. Karena cinta itu tidak buta, tuli,
atau bisu. Cinta memilih, kepada insan mana dia akan jatuh. Dan itu adalah
keberuntungan.
Saat
itu aku percaya, Jika memang ada cinta di antara kita, kejar dan jagalah dengan
baik. Maka aku melakukannya, dengan merobohkan logikaku, mendatangimu di
tanggal 30 November 2010. Satu hari tepat sebelum ulang tahunmu. Sebelum hari
keberangkatan itu, aku berjuang dengan rintangan yang ada, ingin memberimu kado
ulangtahun yang special untuk selalu kamu pakai. Topi dan kaos.
Dengan
modal keyakinan atas cinta yang masih membara hari itu, kamu datang menyambut
kedatanganku di bandara. Kamu perhatikan aku…dan rasa itu semakin kuat. Sampai
aku bingung, bagaimana cara mengungkapkan gejolak ini. Disimpan sakit, maka aku
mengungkapkannya. Tapi ternyata itu jauh lebih sakit!
Kita
pernah berjanji, jika ada pertanyaan dari orang lain, maka jawaban kita adalah
saling memiliki. Terdengar konyol, kampungan, kekanakan. Tapi aku tidak
perduli.
Kamu
tau nggak, apa yang terjadi setelah pertemuan kita, dan aku kembali pulang?
Banyak! Aku dihina, nama baikku dipertaruhkan, harga diriku nyaris tidak
berarti dimata mereka yang menganggap aku merebutmu darinya. Aku ingat kamu
pernah berjanji, kamu akan melindungi aku. Tapi aku terlanjur terjatuh, dan
tidak ada seorangpun yang simpatik. Aku menahannya sendirian tanpa pembelaan
siapapun. Dan itu sakit! Sedangkan kamu bungkam, sembunyi, menghilang entah
dimana. Tapi cukup aku yang rasa, aku juga tidak mau membebani kamu.
Maka
aku memutuskan untuk menyingkir. Menghilang, menyendiri. Aku tidak mau ada
orang yang menemukanku selain keluargaku. Aku masih benci dengan pandangan
orang tentang aku atas kamu. Ingin membencimu, sudah pernah kulakukan. Tapi itu
malah menyiksaku. Seorang sahabatku memaki dan meminta agar aku melupakan kamu.
Aku sudah pernah mencobanya. Tapi selalu gagal.
aku
membiarkan semuanya berjalan. Berbulan-bulan…sampai kamu tiba-tiba muncul lagi,
dan kamu memakiku karena suatu alasan yang menurutku terlalu konyol. Itu kah
balasan yang pantas aku terima, selama aku menunggumu? Karena memang aku pernah
juga memakimu dengan amarahku. Tapi saat itu aku sudah minta maaf kan? Oke,
kita impas.
Kamu
tau nggak setelah itu, apalagi yang terjadi? Banyak! Beberapa orang mendekat,
dan aku bukan anak kecil lagi. Aku tau maksud mereka, dan itu pernah
kubayangkan ketika aku masih dalam kasih sayangmu. Aku juga tidak paham, sejak
kapan hubungan kita berakhir. Berkali-kali, aku malah ingat janji yang pernah
aku ucapkan. Aku tidak bisa! aku punya kamu, Dendi Ariansyah.
Masih
ingat nggak, dulu aku pernah bilang, selesaikan dulu kisah cinta kamu dan dia,
aku bersedia menunggu. Tidak ada yang pasti di dunia ini. Tapi tidak ada yang
tidak mungkin. Aku tidak pernah berhenti mencintai kamu. Sampai saat ini, aku
belum sanggup. Aku sudah berusaha, tapi merasa tolol, bahkan sia-sia. Dan
sampai hari ini, aku masih menyelipkan namamu dalam doaku. Jadi aku cuma bisa
bertahan. Entah sampai kapan. Mungkin ini memang garis takdir Tuhan. Aku
bersyukur sempat memilikimu.
Sekarang,
tepat 1 tahun yang lalu. Hari ulang tahunmu. Selamat ulang tahun sayang
Mungkin
sampai detik ini pun, perasaanku tidak berubah
Semoga
kelak, kedewasaan akan membawamu menemukan cinta kamu cari
Bermimpilah
setinggi langit
Jangan
pernah takut terjatuh
Cinta
tidak akan pernah membiarkanmu terjatuh
Cinta
hanya akan membuatmu belajar
Berdiri,
melangkah, bahkan berlari sekuat energi di dalam hatimu
Aku
berdoa semoga Tuhan, malaikat, dan cinta selalu ada bersamamu
Menjadikanmu
seorang Jendral perkasa
Seperti
yang selama ini memimpin asa dan nyanyian hatiku
Tetaplah
menjadi Jendralku
Meskipun
kelak kita tidak bisa bersama seperti dulu
Baik-baiklah
dimanapun abang berada.
I
love you, Dendi