Entah apa yang terjadi di antara kita, kadang dekat kadang
jauh.
Kadang tengkar kadang akur.
Saat tak sengaja aku mungkin menyakitimu, kamu balas aku
dengan segenap amarahmu.
Sementara di sini, aku terdiam dungu tak mengerti apa yang
sedang kamu lakukan.
Semakin aku bertanya dan bahkan ikhlas meminta maaf,
semakin kamu menyayatku lebih dalam dan aku pun semakin sakit.
Airmataku jatuh pun tak mampu... menggetarkan Gentelitasmu.
Entah sudah berapa
lama waktu yang kuhabiskan untuk menunggumu bicara,
berapa banyak juga
airmata yang sudah kuurai saat teringat tentangmu,
berapa kesempatan yang
kubuang percuma saat kuteguh bahwa aku masih ingin bersamamu,
berapa cacian juga
yang kuterima betapa bodohnya aku yakin kamu akan kembali.
Semua terasa begitu
menyakitkan, sampai habis kata kuucap.
Adakah yang lebih
sempurna dari kata 'Sakit'?
Lihatlah, kamu
bersenang-senang dan bahagia sementara kamu tau aku berdiri disini memahami dan
menunggumu, sambil menahan rintih kesakitan dibalik senyuman dan tawa palsu.
Ketahuilah, semakin
kamu berusaha menyakitiku, semakin aku menjadi kuat.
Semakin kamu
memperkuat cambuk keegoisanmu padaku, maka kamu akan semakin melihat betapa
kuatnya aku.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Aku belajar menerima kekuranganmu, aku cuma meminta kamu
bisa menerima bahwa inilah aku.
Bukan karena siapa aku, tapi karena kesederhanaanku yang
telah berusaha semampuku untuk memberimu kasih sayang.
Semoga itu cukup.
Hei, kamu yang
merasakan cerita ini? Bercerminlah, kawan.
Tidakkah kamu merasa
beruntung dicintai seorang wanita seperti aku?
Sementara kamu terus
mencari sosok sempurna lainnya, yang ternyata tidak sesuai harapanmu di tengah
perjalanan kisah kasih keturunan Adam seperti kalian?
Kawan, tidak semua
perempuan bisa menjadi sosok kompleks.
Sungguh berharganya
wanita itu.
Sudah pernahkah kamu
memiliki dan menjaganya?
Entah apa yang ada di dalam pikiranmu ...
Sekuat itu kah dinding yang kamu bangun agar orang lain
atau aku sekalipun tidak boleh masuk ke dalamnya?
Setebal itukah tembok pemisah untuk aku mencoba mengerti
tentangmu? Sampai aku pun kehabisan akal dan asa ...
Bahagialah kamu bersama seluruh duniamu.
Raihlah semua topeng dan keinginan mayamu itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar