Senin, 25 Juni 2012

Aku di sini saja, di Hatimu


Entah apa yang terjadi di antara kita, kadang dekat kadang jauh.
Kadang tengkar kadang akur.
Saat tak sengaja aku mungkin menyakitimu, kamu balas aku dengan segenap amarahmu.
Sementara di sini, aku terdiam dungu tak mengerti apa yang sedang kamu lakukan.
Semakin aku bertanya dan bahkan ikhlas meminta maaf, semakin kamu menyayatku lebih dalam dan aku pun semakin sakit.
Airmataku jatuh pun tak mampu... menggetarkan Gentelitasmu.
Entah sudah berapa lama waktu yang kuhabiskan untuk menunggumu bicara,
berapa banyak juga airmata yang sudah kuurai saat teringat tentangmu,
berapa kesempatan yang kubuang percuma saat kuteguh bahwa aku masih ingin bersamamu,
berapa cacian juga yang kuterima betapa bodohnya aku yakin kamu akan kembali.
Semua terasa begitu menyakitkan, sampai habis kata kuucap.
Adakah yang lebih sempurna dari kata 'Sakit'?
Lihatlah, kamu bersenang-senang dan bahagia sementara kamu tau aku berdiri disini memahami dan menunggumu, sambil menahan rintih kesakitan dibalik senyuman dan tawa palsu.
Ketahuilah, semakin kamu berusaha menyakitiku, semakin aku menjadi kuat.
Semakin kamu memperkuat cambuk keegoisanmu padaku, maka kamu akan semakin melihat betapa kuatnya aku.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Aku belajar menerima kekuranganmu, aku cuma meminta kamu bisa menerima bahwa inilah aku.
Bukan karena siapa aku, tapi karena kesederhanaanku yang telah berusaha semampuku untuk memberimu kasih sayang.
Semoga itu cukup.

Hei, kamu yang merasakan cerita ini? Bercerminlah, kawan.
Tidakkah kamu merasa beruntung dicintai seorang wanita seperti aku?
Sementara kamu terus mencari sosok sempurna lainnya, yang ternyata tidak sesuai harapanmu di tengah perjalanan kisah kasih keturunan Adam seperti kalian?
Kawan, tidak semua perempuan bisa menjadi sosok kompleks.
Sungguh berharganya wanita itu.
Sudah pernahkah kamu memiliki dan menjaganya?

Entah apa yang ada di dalam pikiranmu ...
Sekuat itu kah dinding yang kamu bangun agar orang lain atau aku sekalipun tidak boleh masuk ke dalamnya?
Setebal itukah tembok pemisah untuk aku mencoba mengerti tentangmu? Sampai aku pun kehabisan akal dan asa ...
Bahagialah kamu bersama seluruh duniamu.
Raihlah semua topeng dan keinginan mayamu itu!
Aku di sini saja, menunggumu benar-benar yakin tentang aku, yang tidak beranjak kemana-mana, di hatimu ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar