Selasa, 04 Januari 2011

Aku menghujatmu



Bergejolak,
Aku ingin berteriak bersama meriam tentaraku.
Aku ingin menampar wajah ‘setan’ mu.
Aku ingin menghujam jantungmu dengan samurai kebencianku.
Menunggumu terseok-seok,
Menanti keterpurukanmu bagai sakaratul-maut,
Memohon pengampunan pada semua orang atas kebejatanmu.
Bilamana jeruji besi tak cukup menghujani penyesalanmu.
Maka aku akan menuntut pada Tuhan.
Aku yang percaya pada keadilan Tuhan,
Aku yang percaya Tuhan tidak pernah tidur,
Tuhan selalu merencanakan kehidupan.
Aku masih tetap tidak ingin membiarkanmu tertawa,
Atas kuasamu akan tahta dan harta.
Maka, hanya ‘wanita’ lah yang kemudian akan menghancurkanmu
Berkeping tanpa pengharapan kembali seperti sedia kala.
Perut buncitmu berisi logam dan berlian,
Kepala botakmu mencerminkan otak yang kosong,
Tak perdulikah kamu pada nafas-nafas manusia lain?
Hei, mereka berhak hidup.
Mereka berhak merasakan keadilan Tuhan.
Bukan malah merasakan keserakahanmu,
wahai para Mafia Hukum yang ter’Hormat’ di negeri kita.
Merenunglah sejenak,
Menunduklah seakan habis masa jayamu,
Hanya tersisa rasa malu dan penderitaanmu, seandainya dunia berbalik seperti roda gila...
Sekejap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar