Menuju
Kota Layak Konser Dunia
Balikpapan
memiliki potensi sebagai kota yang layak menggelar konser berkelas
dunia.
Sayang masih minim fasilitas.
KAMIS
(29/11) besok, Balikpapan kedatangan Michael Learns To Rock (MLTR)
yang menggelar konser di Balikpapan Sport and Convention Center
(BSCC) atau Dome. Ini merupakan kali pertama grup musik pop asal
Denmark tersebut manggung di Kota Minyak.
Berbicara
artis internasional yang tampil di Balikpapan, MLTR bukanlah yang
pertama. Pada 1997 silam, band rock legendaris asal Amerika
Serikat Firehouse manggung di Balikpapan. Ketika itu mereka manggung
di ballroom hotel Dusit (sekarang Le Grandeur). Kemudian pada 20 Juni
2010, band yang digawangi CJ Snare, Bill Leverty dkk ini kembali
menghelat konser di Balikpapan.
Sekitar
1998, grup musik pop dan R&B asal Amerika Serikat Surface
berkesempatan pentas di Balikpapan. Kala itu mereka yang sedang
ngetop dengan hits-nya Shower Me With Your Love tampil
di ballroom hotel Benakutai. Selang beberapa saat kemudian, giliran
Atlantic Starr, yang juga berasal dari Amerika Serikat, manggung di
Benakutai.
Tak
lepas dari ingatan, Graham Russel dan Russel Hitchcock yang tergabung
dalam grup Air Supply tampil di Balikpapan pada 14 Desember 2004.
Grup musik soft rock asal Australia tersebut mengadakan konser di
ballroom hotel Dusit. Ketika itu tiket VIP dijual Rp 350 ribu, dan
kelas 1 Rp 250 ribu.
Kenneth
Bruce Gorelick atau yang lebih dikenal dengan Kenny G juga meramaikan
deretan artis luar negeri yang menyinggahi Balikpapan. Solo saxophone
asal Seattle, Amerika Serikat, ini tampil di Dome Balikpapan pada 14
Desember 2011. Konsernya pada saat itu membuka tiket kelas Platinum
seharga Rp 2,5 juta. Sedangkan kelas Gold Rp 1,5 juta, kelas Silver
Rp 350 ribu, serta Tribune 1 dan 2 Rp 500 ribu.
Dengan
sejumlah musisi internasional yang pernah tampil di Balikpapan bisa
disimpulkan kota ini memiliki potensi menjadi kota layak konser
dunia. Potensi tersebut sudah selayaknya digarap maksimal. Selain
dapat memberikan hiburan berkelas bagi masyarakat, tentunya sejumlah
sektor terutama pariwisata akan mendapat manfaatnya.
Menurut
Yunita Iryani, direktur StarLight Enterprise, potensi Balikpapan
menjadi kota layak konser dunia sangat besar. Apalagi dari segi akses
ada bandara internasional Sepinggan yang memiliki direct flight
dari Singapura dan Malaysia. “Ini akan memudahkan bagi band-band
luar negeri untuk mengambil rangkaian tur di kawasan Asia,”
katanya.
Namun,
dikatakan Yunita, yang menjadi kendala selama ini adalah venue
dan kualitas dari venue itu sendiri. Untuk sementara ini venue
indoor yang paling besar di Balikpapan adalah Dome, dengan
kemampuan memuat 2.000 sampai 3.000 orang. “Nah, biasanya artis
luar negeri, contohnya Coldplay, kalau ada 5.000 penonton baru mau
konser,” katanya. “Namun, hal ini bisa diatasi dengan menggunakan
area outdoor.”
Terkait
dengan potensi Balikpapan menuju kota layak konser dunia, lanjut
Yunita, sebenarnya beberapa agency internasional sudah
menyatakan ketertarikannya membawa artis-artis dunia ke Kota
Minyak. Hanya saja, yang menjadi hambatan adalah jadwal mereka
yang belum tepat untuk mampir. Selain itu, kembali lagi soal
fasilitas “biasa” saja yang dimiliki Balikpapan juga menjadi
kendala.
“Kebanyakan
band atau penyanyi asing itu memiliki standar equipment yang
tidak selalu bisa kita provide di Balikpapan. Tentu harus
dibawa dari luar Balikpapan. Nah, kalau bawa dari luar, otomatis
cost-nya jadi bertambah. Sehingga tidak masuk dalam bujet yang
sudah direncanakan. Kemudian terpaksa dibatalkan,” papar Yunita.
Disebutkan
perempuan 38 tahun itu, equipment yang sering tidak bisa
disediakan dengan standar internasional biasanya adalah mixer,
lighting, dan sound system. Kata Yunita, bila artis
indonesia masih bisa negosiasi, sedangkan artis asing rata-rata ada
mandatory yang memang tidak bisa digantikan. “Apalagi tentang
sound system tidak ada tawar-menawar karena fungsinya sangat
vital,” tandas perempuan yang sudah lama berkecimpung di dunia
event organizer ini.
Yunita
juga menambahkan, animo masyarakat Balikpapan terhadap konser 18+
terhitung sangat tinggi. Karena target yang selama ini dibidik adalah
para eksekutif muda. Itu juga yang menjadi alasan memilih artis-artis
yang peminatnya dominan usia 30 ke atas. “Karena rata-rata usia
segitu sudah punya penghasilan sendiri dan mampu untuk mendapatkan
tiketnya. Rp 1 juta pun masalah,” ujarnya.
Diungkapkan
Yunita, pada konser MLTR, awalnya, RedLine Organizer selaku promotor
asal Jakarta, menawarkan konser tersebut kepada kota Banjarmasin.
“Namun melihat peminatnya yang tidak terlalu mengena di masyarakat,
maka kemudian digiring ke Balikpapan. Di sini mereka melihat
opportunity-nya cukup besar. Ini juga menjadi alasan mengapa
Balikpapan dipilih,” ungkapnya. “Seandainya kita (Event
Organizer) di-support oleh banyak pihak, mulai dari segi
akses dan venue juga fasilitas internasional, pastinya akan lebih
banyak konser-konser asing yang akan manggung di Balikpapan,”
pungkas Yunita. (*/nno)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar