Minggu, 09 Desember 2012

Balikpapan Menuju Kota Layak Konser Dunia


Menuju Kota Layak Konser Dunia

Balikpapan memiliki potensi sebagai kota yang layak menggelar konser berkelas dunia. 
Sayang masih minim fasilitas.

KAMIS (29/11) besok, Balikpapan kedatangan Michael Learns To Rock (MLTR) yang menggelar konser di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) atau Dome. Ini merupakan kali pertama grup musik pop asal Denmark tersebut manggung di Kota Minyak.
Berbicara artis internasional yang tampil di Balikpapan, MLTR bukanlah yang pertama. Pada 1997 silam, band rock legendaris asal Amerika Serikat Firehouse manggung di Balikpapan. Ketika itu mereka manggung di ballroom hotel Dusit (sekarang Le Grandeur). Kemudian pada 20 Juni 2010, band yang digawangi CJ Snare, Bill Leverty dkk ini kembali menghelat konser di Balikpapan.
Sekitar 1998, grup musik pop dan R&B asal Amerika Serikat Surface berkesempatan pentas di Balikpapan. Kala itu mereka yang sedang ngetop dengan hits-nya Shower Me With Your Love tampil di ballroom hotel Benakutai. Selang beberapa saat kemudian, giliran Atlantic Starr, yang juga berasal dari Amerika Serikat, manggung di Benakutai.
Tak lepas dari ingatan, Graham Russel dan Russel Hitchcock yang tergabung dalam grup Air Supply tampil di Balikpapan pada 14 Desember 2004. Grup musik soft rock asal Australia tersebut mengadakan konser di ballroom hotel Dusit. Ketika itu tiket VIP dijual Rp 350 ribu, dan kelas 1 Rp 250 ribu.
Kenneth Bruce Gorelick atau yang lebih dikenal dengan Kenny G juga meramaikan deretan artis luar negeri yang menyinggahi Balikpapan. Solo saxophone asal Seattle, Amerika Serikat, ini tampil di Dome Balikpapan pada 14 Desember 2011. Konsernya pada saat itu membuka tiket kelas Platinum seharga Rp 2,5 juta. Sedangkan kelas Gold Rp 1,5 juta, kelas Silver Rp 350 ribu, serta Tribune 1 dan 2 Rp 500 ribu.
Dengan sejumlah musisi internasional yang pernah tampil di Balikpapan bisa disimpulkan kota ini memiliki potensi menjadi kota layak konser dunia. Potensi tersebut sudah selayaknya digarap maksimal. Selain dapat memberikan hiburan berkelas bagi masyarakat, tentunya sejumlah sektor terutama pariwisata akan mendapat manfaatnya.
Menurut Yunita Iryani, direktur StarLight Enterprise, potensi Balikpapan menjadi kota layak konser dunia sangat besar. Apalagi dari segi akses ada bandara internasional Sepinggan yang memiliki direct flight dari Singapura dan Malaysia. “Ini akan memudahkan bagi band-band luar negeri untuk mengambil rangkaian tur di kawasan Asia,” katanya.
Namun, dikatakan Yunita, yang menjadi kendala selama ini adalah venue dan kualitas dari venue itu sendiri. Untuk sementara ini venue indoor yang paling besar di Balikpapan adalah Dome, dengan kemampuan memuat 2.000 sampai 3.000 orang. “Nah, biasanya artis luar negeri, contohnya Coldplay, kalau ada 5.000 penonton baru mau konser,” katanya. “Namun, hal ini bisa diatasi dengan menggunakan area outdoor.”
Terkait dengan potensi Balikpapan menuju kota layak konser dunia, lanjut Yunita, sebenarnya beberapa agency internasional sudah menyatakan ketertarikannya membawa artis-artis dunia ke Kota Minyak. Hanya saja, yang menjadi hambatan adalah jadwal mereka yang belum tepat untuk mampir. Selain itu, kembali lagi soal fasilitas “biasa” saja yang dimiliki Balikpapan juga menjadi kendala.
Kebanyakan band atau penyanyi asing itu memiliki standar equipment yang tidak selalu bisa kita provide di Balikpapan. Tentu harus dibawa dari luar Balikpapan. Nah, kalau bawa dari luar, otomatis cost-nya jadi bertambah. Sehingga tidak masuk dalam bujet yang sudah direncanakan. Kemudian terpaksa dibatalkan,” papar Yunita.
Disebutkan perempuan 38 tahun itu, equipment yang sering tidak bisa disediakan dengan standar internasional biasanya adalah mixer, lighting, dan sound system. Kata Yunita, bila artis indonesia masih bisa negosiasi, sedangkan artis asing rata-rata ada mandatory yang memang tidak bisa digantikan. “Apalagi tentang sound system tidak ada tawar-menawar karena fungsinya sangat vital,” tandas perempuan yang sudah lama berkecimpung di dunia event organizer ini.
Yunita juga menambahkan, animo masyarakat Balikpapan terhadap konser 18+ terhitung sangat tinggi. Karena target yang selama ini dibidik adalah para eksekutif muda. Itu juga yang menjadi alasan memilih artis-artis yang peminatnya dominan usia 30 ke atas. “Karena rata-rata usia segitu sudah punya penghasilan sendiri dan mampu untuk mendapatkan tiketnya. Rp 1 juta pun masalah,” ujarnya.
Diungkapkan Yunita, pada konser MLTR, awalnya, RedLine Organizer selaku promotor asal Jakarta, menawarkan konser tersebut kepada kota Banjarmasin. “Namun melihat peminatnya yang tidak terlalu mengena di masyarakat, maka kemudian digiring ke Balikpapan. Di sini mereka melihat opportunity-nya cukup besar. Ini juga menjadi alasan mengapa Balikpapan dipilih,” ungkapnya. “Seandainya kita (Event Organizer) di-support oleh banyak pihak, mulai dari segi akses dan venue juga fasilitas internasional, pastinya akan lebih banyak konser-konser asing yang akan manggung di Balikpapan,” pungkas Yunita. (*/nno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar