Kiki Eka, Public Relation Officer Blue Sky Hotel Balikpapan, Bukan PR Biasa
Mendalami Modeling
sembunyi-sembunyi, sampai membangun Sekolah Modeling Sendiri
Menelisik sisi lain
seorang Public Relation Officer Blue Sky Hotel, perempuan berpostur
ramping, berambut panjang, dengan logat jawanya yang khas. Tatanan
giginya yang rapi memperindah senyum manisnya, melengkapi pula
keramahan tuturnya. Dia bernama Kiki Eka, yang akrab dikenal dengan
sebutan Kika, yaitu paduan nama panjangnya.
Kika bukan hanya seorang
Public Relation (PR) Blue Sky. Dia adalah seorang model yang masih
eksis di kancah dunia entertain. Foto-fotonya sering kali terpampang
di situs jejaring sosial, hasil beberapa komunitas fotografi
Balikpapan, seperti . “Kalau ada komunitas yang ngajak foto, saya
masih available. Asalkan di saat weekend, Karena weekdays kan saya
konsisten sebagai PR,” terang Kika.
Dari kisah yang
dituturkan Kika, saat di kunjungi kaltim post kemarin (29/11)
di Piano Lounge, Blue Sky, Balikpapan Utara. Dunia modeling memang
sudah dicicipnya sejak masih duduk si bangku sekolah dasar saat di
Mojokerto. Ia berhasil mengumpulkan piala prestasi
berlenggak-lenggoknya di atas panggung, tidak tangung-tanggung
sebanyak 13 piala, sejak kelas 3 sampai kelas 6. “Kelas 3 SD aku
disekolahkan modelling oleh orangtuaku, sambil les tambahan pelajaran
juga. Sampai aku merasa eksis dan nyaman, kira-kira tahun 2000, aku
berhenti,” kata Kika tiba-tiba.
Rupanya, perjalanannya
sebagai seorang model, tidak semulus yang dibayangkan oleh orang awam
pada umumnya. Semakin menyelami sisi lain seorang Kika,
disebutkannya, bahwa mendadak orangtuanya ingin anak pertama dari dua
bersaudara itu berhenti di dunia modeling. “Mereka ingin aku fokus
dan menunjukkan prestasi di bidang akademik. Mereka meminta supaya
aku meninggalkan dunia model, yang sudah sangat aku cintai,” kata
Kika sambil tersenyum. Mimik wajah sedihnya saat mengisahkan ulang
masa lalunya, tidak juga dapat menutupi matanya yang berkaca-kaca.
Kata perempuan kelahiran
Mojokerto, 29 Juni 1989 ini, saat ia mulai SMP, beberapa tawaran
lomba modeling datang di saat ia dipaksa berhenti oleh kedua
orangtuanya. Katanya, dengan perasaan sedih dan kecewa ia tidak dapat
mengikti lomba-lomba tersebut. Ia bercerita bahwa selama beberapa
tahun dia harus mengubur mimpinya menjadi seorang model professional.
Lulus SMA, Kika mengambil
kuliah di universitas Airlangga Surabaya di tahun 2007. Berjauhan
dengan orangtua, Kika kemudian nekat kembali ke dunia modeling untuk
mengobati kerinduannya. Saat ia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa
Sinematografi di kampusnya, ia melihat sebuah peluang di koran Jawa
Pos. Dirinya kemudian memberanikan diri, untuk menjadi Miss Kampus
se-Jawa Timur. Kika berhasil masuk 20 besar dari 80 peserta, hingga
masuk ke grand final. “Aku undang orangtuaku, lalu dimarahi. Sedih
itu pasti,” terang istri dari Dimas Adi (30) karyawan swasta.
Tak pantang menyerah,
Kika masih saja bersikeras menggeluti dunianya yang sudah melekat
pada panggung catwalk, fashion, dan kamera. Akhirnya Kika
melanjutkan kecintaan tersebut sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan
orangtuanya. Dengan modal bakat dan keseriusannya di dunia panggung
tersebut, ia banyak didukung oleh teman-temannya dan pihak Agency.
“Aku mendalamani modeling di Agency Surabaya, dengan biaya sendiri,
itu pun nyicil. Aku sisakan uang jajan dari orangtuaku, tabunganku,
dan uang tambahan lain, supaya aku bisa sekolah itu,” kata
perempuan pecinta sekaligus kolektor pernak-pernik kupu-kupu ini.
Kika mengaku, dia bisa meraup untuk yang lumayan dari hasil pekerjaannya bergaya di atas panggung. Sambil memenuhi tawaran promo fashion oleh para designer terkenal di Surabaya, dia terus menyelesaikan sekolahnya sampai pada tahap Advanced atau level 3, tentu saja bukan biaya yang sedikit. Disebutkannya, jika di Jakarta terkenal dengan Jakarta Fasion Week, maka di Surabaya dikenela dengan Surabaya Fashion Parade. “Waktu itu aku ikut bridal (Fashion busana pernikahan) di sana dan digandengkan oleh Klien, bersama Alexandara Gotardo,” ungkap Kika.
Perempuan berambut ikal
tersebut juga mengatakan, aktivitasnya terus dikembangkannya, mulai
dari fashion catwalk, foto untuk majalah, fashion
hairstyle, sampai fashion bodypainting. Dikisahkannya, ia
tak pernah berhenti berlatih mimik wajah, akting di atas pangung,
sampai beragam teknik untuk semakin merasai level professional.
“Tinggiku 170 cm, dengan berat badanku yang sekarang 48 kilo,
kadang-kadang masih ada beberapa Designer yang masih minta aku untuk
diet 3 sampai 4 kilo. Dan memang mereka berani bayar lebih,” ungkap
dia.
Juni lalu, Kika baru saja
menyambangi kota Balikpapan hingga kini. Karena katanya, harus
mengikuti suami pindah tugas kantor. Ia mengaku, meski sebelumnya
sudah diberi kabar bahwa Balikpapan merupakan kota dengan orientasi
bisnis, kita tak genatar. Ia tetap maju terus untuk mencari celah,
memenuhi hasrat modelingnya, di dunia entertain. “Aku cuma berusaha
bagaimana cara, jiwa aku di dunia yang sudah terlanjur melekat ini,
tidak terkubur begitu saja,” imbuh Sulung, pasangan Suprapto (50)
dan Rahayu Ningsih (45), asli Jawa Timur ini. Akhirnya, mau tidak
mau, orangtua Kika sudah mulai “lunak”, untuk membiarkan Kika
menggeluti dunianya.
Kenekatan yang
dilakukannya hingga kini, sambil konsisten sebagai seorang Public
Relation Hotel cukup ternama di kota minyak. Hanya saja, kini ia
lebih menerima tawaran jika di waktu sabtu dan minggu. Untungnya,
sang suami mendukungnya penuh, bahkan mengijinkan istri yang baru
dinikahinya setahun lalu itu, untuk membuka Kika's Modeling Class.
Sekolah model bagi anak-anak yang berminat di dunia fashion,
foto model dan catwalk. Kini, Kika sudah punya 8 murid remaja
berbakat. “Aku maunya, mereka punya potensi. Mereka jangan sampai
putus harapan di tengah jalan. Kalau ada yang niat ingin jadi model,
aku bersedia untuk menjadi tentor,” pungkasnya tegas. (*/nno)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar